Yogyakarta menjadi seperti surga kecil yang setia menyuguhkan keelokan di tiap sudutnya. Entah itu pagi, siang, sore, ataupun malam, selalu ada hal menarik yang dapat saya nikmati.
Menghabiskan hari di Yogyakarta tentu saja dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menikmati debur ombak yang menghantam karang di pantai selatan. Pantai Jogan merupakan pilihan yang tepat untuk menikmati itu.
Terletak di daerah Tepus, Wonosari, Gunungkidul, Pantai Jogan hadir seperti raksasa karang besar yang tak pernah goyah dihantam ombak. Berjarak sekitar dua jam dari Kota Yogyakarta tak membuat saya berpikir dua kali untuk sampai ke tempat ini.
Jelas saja, selama perjalanan ke sana, bukit-bukit Gunungkidul seperti menyajikan pertunjukan berjalan yang juga tak kalah indah.
Berbeda dengan pantai-pantai lain yang berada di sekitarnya, Pantai Jogan ini menyuguhkan sisi pantai yang berbeda. Jika biasanya pengunjung hanya biasa bermain air dan pasir saja, di sini pengunjung dapat menikmati deburan ombak yang seakan-akan mengamuk di bawah sana.
Saya memang tidak akan menemukan pasir landai yang luas seperti di pantai lain, tapi saya bisa menjelajahi dua bukit karang di sisi kiri dan kanan pantai.
Dari kedua bukit karang ini saya bisa menikmati suara ombak, laut yang luas, melihat para pemancing yang seolah tak takut dengan ombak. Saya juga bisa menikmati sunset yang tentunya berbeda dari tempat lainnya.
Tidak hanya karang dan ombak, Pantai Jogan juga punya satu lagi daya tarik unik yang menjadi ciri khasnya. Ya, air terjun! Bisa dibayangkan bagaimana sensasinya menikmati pantai dengan air terjun di salah satu sisinya. Menakjubkan!
Air terjun ini merupakan air tawar yang berasal dari sungai kecil yang bermuara ke laut. Namun karena sungai ini terletak di atas bukit yang langsung berbatasan dengan laut di bawahnya, membuat air ini terjun bebas pula ke laut. Keduanya meyatu indah menjadi sebuah komposisi menakjubkan yang sedap dipandang mata.
Sebenarnya jika beruntung, jika cuaca cerah dan air laut sedang surut, ada satu kegiatan yang patut dicoba di pantai ini. Kegiatan itu adalah menuruni air terjun dan bersentuhan langsung dengan air laut.
Namun sayang, ketika saya berkunjung ke sana air laut sedang pasang dan baru saja hujan lebat selama satu jam. Tentu saya tak bisa turun ke sana. Awalnya sedikit kecewa, namun setelah menjelajahi kedua sisi bukit di kanan dan kiri air terjun, rasanya tak ada lagi hal yang patut saya protes dari tempat ini.
Apalagi ketika menjelajah sisi sebelah kanan air terjun, melewati jalan yang benar-benar licin karena habis hujan dan semak pohon pandan laut yang berduri. Saya benar-benar dibuat takjub.
Karang dengan gradasi warna coklat yang cerah menjulang seperti pagar pembatas. Ombak berdebur kencang dan tak pernah berhenti. Langit sore hadir dengan sisa mendung bersemburat jingga tipis yang syahdu. Sempurna!
Tak hanya itu saja, ternyata di sana juga ada sebuah teluk kecil di mana ombak seperti menemukan rumahnya dan melebur diri hingga menjadi buih-buih putih kecil yang memahat dinding-dinding karang.
Teluk ini juga mengundang decak kagum saya. Di sana, di sisi bawah karang terdapat suling laut kecil yang akan menghembuskan buih putih ketika di terjang ombak, seperti lumba-lumba menyemprotkan air dari hidungnya.
Tak diragukan lagi, tempat ini langsung saya nobatkan menjadi tempat paling nyaman untuk menikmati ombak, melepas kepenatan dan memandang luas ke sekitar tanpa ada penghalang.
Ketika matahari beranjak tidur, saya pun memutuskan untuk segera pulang. Pantai Jogan menemani saya menikmati hari ini dengan luar biasa. Lagi-lagi, saya tak punya alasan untuk bersungut hari ini. Semua yang saya nikmati benar-benar tidak terbayar.